Pembacaan Sosiologis-Praktis Tentang Makna Mantunu dan Keterkaitannya dengan Pembagian Warisan di Lembang Lilikira’, Kecamatan Nanggala

Main Article Content

Cindy Fatika Sari
Wandrio Salewa

Abstract

This article wants to explore the practice of mantunu (slaughter of animals in the solo sign rite) as a tradition that the people of Lembang Lilikira, Nanggala District, North Toraja Regency, still carry out. Mantunu is one of the conditions used in the distribution of inheritance for children or descendants of people who died. In this study, This research used qualitative methods with the type of observation and interviews. So, the research results show that sacrificing animals (mantunu) at death ceremonies is very important in Toraja culture. Mantunu is a form of final respect for parents and relatives. However, if it contains motives, the more help you will get, the more inheritance you will get and if you don't help, you will not get an inheritance or you will still get a small amount of inheritance. Thus, mantunu becomes a benchmark for obtaining an inheritance in the family. Of course, those with less or limited economic circumstances may not be forced to do mantunu in the solo sign ceremony.


Tulisan ini menelusuri praktik mantunu (pengorbanan hewan di ritus rambu solo’) sebagai salah satu tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakat Toraja secara khusus di Lembang Lilikira’, Kecamatan Nanggala, Kabupaten Toraja Utara. Mantunu merupakan salah satu syarat yang digunakan dalam pembagian harta warisan bagi anak atau keturunan dari orang yang meninggal. Pada penelitian ini, menggunakan metode kualitatif dengan jenis yaitu pengamatan dan wawancara. Hasil dari penelitian ini bahwa dalam budaya Toraja yaitu mantunu (mengorbankan hewan) pada upacara kematian sebagai hal yang sangat penting. Mantunu merupakan salah satu bentuk penghormatan terakhir bagi orang tua maupun sanak keluarga. Namun memuat motif, semakin banyak mantunu akan mendapatkan semakin banyak pula warisan dan apabila tidak mantunu maka tidak akan mendapatkan warisan ataupun tetap memperoleh warisan dalam jumlah yang sedikit. Sehingga, mantunu menjadi tolak ukur untuk memperoleh warisan dalam keluarga. Tentunya, mereka yang keadaan ekonominya kurang atau terbatas, tidak mungkin memaksakan untuk melakukan mantunu dalam upacara rambu solo’.

Article Details

How to Cite
Sari, C. F., & Salewa, W. (2023). Pembacaan Sosiologis-Praktis Tentang Makna Mantunu dan Keterkaitannya dengan Pembagian Warisan di Lembang Lilikira’, Kecamatan Nanggala. SOPHIA: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen, 4(1), 1-16. https://doi.org/10.34307/sophia.v4i1.96
Section
Articles

References

Fatmawati, Irma. Hukum Waris Perdata: Menerima dan Menolak Warisan oleh Ahli Waris serta Akibatnya. Yogyakarta: IKAPI, 2012. Google Scholar

Harun, Badriyah. Panduan Praktis Pembagian Warisan. Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2009. Google Scholar

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.

Panggarra, Robi. Upacara Rambu Solo’ di Tana Toraja: Memahami Bentuk Kerukunan di Tengah Situasi Konflik. IKAPI, 2015. Google Scholar

Poespasari, Ellyne Dwi. Hukum Adat Suku Toraja. surabaya: IKAPI, 2019. Google Scholar

Salewa, Wandrio, Mariance. “Budaya Longko’ Sebagai Etika Sosial Dalam Perspektif Iris Murdoch.” Melo: Studi Agama-Agama 2. No. 1 (2022): 25–35. Google Scholar

Siti Nur Aidah. Kitab Traveling & Wisata Indonesia Tana Toraja, Jilid 3,. Yogyakarta: KBM Indonesia, 2020.

Tammu. J dan Van Der Veen, Hendrik. Kamus Bahasa Toradja Indonesia. Rantepao: Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Toraja, 1972.

Tangdilintin. L.T. Toraja dan Kebudayaannya. IV. Tana Toraja: Yayasan Lepongan Bulan, 1981.

Th. Kobong. Aluk, Adat dan Kebudayaan Toraja dalam Perjumpaannya dengan Injil,. Jakarta: PUSBANG-Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja, 1992.

———. Iman dan Kebudayaan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.

Veryta Swislyn & Udin Narsudin. Ke Mana Hartaku Akan Berlabuh. Jakarta: IKAPI, 2021.

Informan:

Irfan Pangarungan, wawancara oleh penulis, 30 Oktober 2021.

Marlina Barung, wawancara oleh penulis, 18 Oktober 2021.

Markus Duma, wawancara oleh penulis, 29 Oktober 2021.

Petrus Massau, wawancara oleh penulis, 10 Oktober 2021.

Petrus Pata’dungan, wawancara oleh penulis ,13 Oktober 2021.

Yulius Lapa, wawancara oleh penulis, 14 Oktober 2021.